Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Senin, 21 Mei 2018

FAKTOR PENDUKUNG DALAM MENGATASI RASA TAKUT ANAK SEBELUM DI SUNAT ATAU KHITAN

FAKTOR PENDUKUNG DALAM MENGATASI RASA TAKUT ANAK SEBELUM DI SUNAT ATAU KHITAN
                Rasa takut anak saat aka di laksanakan tindakan sunat atau khitan adalah sangat wajar dan manusiawi. Dimana tindakan khitan ini adalah tindakan yang sifatnya operatif yang tentunya akan menimbulkan luka pada penis anak yang akan sembuh dalam beberapa hari sampai minggu. Tingkat rasa takut6 pada anak juga sangat bervariasi, ada anak yang tidak takut sama sekali , ada yang sedikit takut saja, ada yang sangat takut. Tentunya pendekatan yang di berikan pada tiap anak dengan kondisi yang berbeda-beda tersebut akan berbeda pula penanganannya. Dalam hal ini peranan orang tua keluarga lingkungan  anak yang di sunat itu sendiri dan tenaga medis yang akan melaksanakan sunat atau khitan sangatlah penting. Semua komponen yang berperan tersebut harus mendukung dalam mewujudkan rasa nyaman anak saat khitan maupun sebelum pelaksanaan sunat. Jikalau antara satu komponen dan komponen yang lain tidak saling mendukung maka pendekatan yang di berikan demi kenyamanan anak saat di sunat tidak akan bisa maksimal. Dalam hal ini akan kami jelaskan satu persatu apa aja yang harus di perhatikan di setiap komponen yang berperan sebelum dan saat proses sunat atau khitan.
                Yang pertama adalah anak yang di sunat. Tentunya kesiapan anak yang akan melaksanakan sunat ini memegang peranan yang sangat penting. Tingkat kesiapan ana dan umur beerapa anak siap di laksanakan sunat atau khitan sangatlah berbeda-beda. Ada anak yang saat umur 4 tahun sudah minta sunat dan siap di sunat. Ada pula anak yang sampai usia SMA masih aja belum siap untuk di sunat oleh karena ketakutan yang sangat luar biasa. Dalam hal ini orang tua pada hakikatnya tidaklah bisa memaksakan anak untuk melaksanakan sunat. Hendaknya oang tua biasa melihat tingkat kesiapan anak dan tidak mementingkan ego pribadi agar anak segera di sunat. Saat anak sudah siap untuk di sunat biasanya sudah tidak ada perlawanan lagi pada diri anak. Anak benar-benar secara faham dan ikhlas untuk di laksanakan sunat atau khitan. Akan tetapi menurut penulis, untuk umat Islam sebaiknya anak di sunat sebelum memasuki usia baligh. Usia baligh pada laki-laki sekitar usia 10-12 tahun. Saat sudah baligh ini seorang muslim telah di wajibkan untuk sholat. Saat sholat seorang muslim harus suci dari hadast dan najis. Di sinilah peranan sunat , dimana agar suci dari hadast dan najis tentunya seorang muslim di haruskan sunat. Apabila belum di sunat maka setelah kencing akan ada air kencing yang tersisa setelah kencing, dan itulah najis, sehingga sholat yang di lakukan menjadi tidak sah. Berdasarkan pengalaman di rumah sunat al ikhwah bali, 70% anak usia antar 8-11 tahun sudah siap untuk di sunat. Selain itu anak usia segitu biasanya anak sudah bisa di ajak komunikasi dengan lancer. Kenapa faktor komunikasi ini penting karena saat sebelum di lakukan pembiusan, anak akan di kondisikan supaya anak tidak merasa sakit saat di bius. Bius ini adalah tindakan yang “menyakitkan” bagi anak. Apabila tenaga dokter sunat tidak mengkondisikan maka anak akan kaget dan merasa sakit dan tidak nyaman. Hal ini sangat tidak kami inginkan sebagai tenaga medis sunat. Atas pertimbangan tersebut usia anak yang akan di sunat seyogyanya saat anak sudah bisa di ajak komuni9kasi dengan bagus. Untuk anak usia di bawah 8 tahun juga tidak sedikit yang sudah siap sunat dan bisa di ajak komunikasi dengan bagus, tapi tidak sebanyak pada anak dengan rentang usai 8-11 tahun. Untuk itu jika sunat anak dengan rentang usia antara 4-8 tahun pendekatan psikologi pada anak akan lebih berhati-hati sebagai tenaga medis sunat. Akan tetapi pada beberapa daerah memang secara tradisi anak di sunat di usia yang sangat belia atau kecil, usia antar 3-5 tahun , jika anak di sunat di atas usia tersebut di anggap sudah kebesaran. Di rumah sunat al ikhwah bali tenaga dokter sunat sudah berpengalaman sunat mulai dari usia bayi baru lahir sampai kakek usia 90 tahun. Jadi tidak perlu khawatir usia berapa saja bisa di tangani.
                Yang kedua adalah factor lingkungan, tentunya lingkungan ini memgang peranan yang sangat penting , dimana di sana anak akan melihat dan mempelajari segala hal dan interaksi dalam lingkungannya. Untuk masalah khitan ini sebaiknya anak di kondisikan pada lingkungan yang tidak menjadikan sunat atau khitan ini sebagi momok yang menakutkan. Kata-kata orang tua jika anak nakal bakal di sunat harus di hindari. Tindakan anak-anak yang sudah sunat menakut-nakuti anak yang  belum sunat harus di jauhi. Anak yang belum sunat sebaiknya tidak melihat proses sunat, baik secara langsung maupun lewat video. Karena dengan melihat maka akan muncul persepsi pada diri anak yang secara kasat mata melihat tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang menyakitkan, walaupun yg di lihat anaknya tidak kesakitan karena sudah di bius.
                Yang ketiga adalah factor orang tua. Dimana orang tua seyogyanya tidaklah memaksakan anak untuk sunat di saat anak belum siap. Orang tua harus menjelaskan kepada anak apa itu sunat , manfaat sunat, kenapa harus di sunat, ndan menjelaskan pula sedikit gambaran tentang tindakan sunat itu sendiri. Jika anak telah mengerti dan siap untuk di laksanakan sunat atau khitan baru di sunat. Ego orang tua harus di kesampingkan. Kadang orang tua menginginkan anak segera di sunat agar selesai sudah tanggungan pada anak laki-laki, tanpa mempertimbangkan kesiapan anak. Hal ini harus di hindari. Orang tua berkewajiban memberikan penjelasan secara lengka akan sunat itu sendiri kepada putranya.
                Yang ke empat adalah peranan keluarga. Keluarga memegang peranan penting dalam hal ini. Keluarga adalah orang yang akan memberikan pengaruh sedikit atau banyak pada anak yang akan di sunat itu sendiri.  Tidak sedikit anak berani sunat karena melihat keluarga yang lain yang seumuran atau bahkan lebih kecil dari yang bersangkutan sunah di sunat. Keluarga juga yang memberikan motifasi besar anak untuk melaksanakan sunat. Jadi peranan keluarga ini sangatlah besar.

                Yang kelima adalah peranan tenaga medis atau dokter yang melaksanakan sunat. Tentunya sikap dokter, penampilan dokter, tatacara dokter berkomunikasi pada anak dan orangtua, semua memgang peranan penting. Kadangkala anak masuk ruang tempat sunat langsung mesara ketakutan karena melihat dokternya. Dan tidak sedikit anak yang ketakutan menjadi merasa nyaman ketika masuk ruang sunat dan melihat dokternya. Tentunya dokter yang berpengalaman dalam hal sunat dan memiliki jam terbang yang tinggi akan sangat memahami bagaimana menempatkan diri di depan anak dan orangtua anak. Di rumah sunat al ikhwah bali dua dokter yang bertugas yaitu dr chalwan dan dr heri sudah memiliki pengalaman dan jam terbang yang tinggi dalam menangani pasien sunat dari berbagai tingkatan usia. Dengan pengalaman dan jam terbang tersebut akan memberikan tingkat ketenangan yang tinggi baik pada anak yang di sunat maupun orang tua yang mengantar sunat. Oleh karena itu sunat atau khitan adalah tindakan yang hanya sekali di laksanakan , seyogyanya kita bisa bijaksana memilih dokter sunat yang terbaik yang bisa memberikan penanganan terbaik pada pasien sunat.sekali lagi tidak ada kata terlambat untuk menjadi bersih dan sehat.  Salam bersih dan sehat selalu dari tim rumah sunat al ikhwah bali.

Tidak ada komentar: