Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Rabu, 10 Desember 2014

Umur berapa sebaiknya sunat/khitan

Seringkali kita bertanya-tanya, sebenarnya umur berapa yang pas atau cocok untuk melaksanakan sunat. Sunat merupakan salah satu tindakan medis yang memiliki tujuan menjaga higiene atau kebersihan kemaluan pria. Pertanyaannya apakah yang tidak di sunat berarti tidak sehat. Tentunya perlu penjelasan khusus untuk menjelaskan perbedaan antara yang di sunat dan tidak di sunat. Maka akan ada ulasan tersendiri yang menjelaskan perbedaannya. baiklah kita anggap bahwa sunat lebih baik daripada tidak sunat dan mari kita coba mengupas kembali umur berapa yang baik untuk sunat. Jawabannya adalah umur berapa saja tidak masalah. Mau bayi , batita, balita, remaja, dewasa, tua semuanya bisa. Tidak ada kata terlambat untuk bisa menjadi lebih bersih dan sehat. Lalu muncul pertanyaan dalam diri kita, apakah tidak kasihan anak kecil2 yang masih balita di sunat, apakah tidak berpengaruh pada perkembangan alat kelaminnya. Untuk masalah kasihan atau tidak ya tergantung pada bagaimana kita melihat nya. Karena pada beberapa kasus justru memang harus di sunat, kalau tidak di sunat maka akan menjadi masalah. Untuk kondisi seperti ini pilihan jatuh pada bius total, karena anak umur balita memang sebagian besar belum faham sunat itu apa, prosesnya gimana, dan resikonya apa. Oleh karena itu dengan di bius total anak di buat tidak sadar sehingga operasi bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi pada beberapa kasus anak usia kecil-kecil 4 sampai 5 tahun benar2 sudah siap sunat. Kalau kita lihat pada masyarakat sunda, madura, lombok , singaraja Bali, karangasem bali, maka pada daerah-daerah tersebut sudah biasa dan menjadi tradisi sunat di usia2 tersebut, walaupun hampir sebagian besar dari anak usia tersebut menangis dan berontak saat di lakukan khitan. Kalau kita melihat masyarakat jawa maka akan kita temua hal yang berbeda, dimana di Jawa usia rata2 anak di sunat adalah umur 10 sampai 12 tahun. Di Jawa cenderung agak besar2 mulai sunat. Di aceh dan beberapa daerah di Sumatra juga besar2 usia anak di sunat, hampir sama dengan di Jawa. Kalau diKupang, masyarakat kristen atau katolik di sana juga banyak yang sunat, tetapi pada usia2 dewasa, yaitu menginjak 19 tahun ke atas. Kalau umat Islam sendiri menurut pandangan penulis sebaiknya sebelum usia 10 tahun. Kenapa kok sebelum umur 10 tahun, karena seorang anak sudah terkena kewajiban sholat pada umur 10 tahun. Bahkan apabila anak umur 10 tahun masih tidak mau sholat maka orangtua punya kewenangan untuk memukul anak tersebut supaya mau sholat. Dari sana maka pada umur 10 tahun seyogyanya anak2 sudah di khitan sehingga terbebas dari najis yang di akibatkan oleh sisa2 air kencing yang masih nyangkut di kulit kulup penis. Jika di analogikan kita sholat harus pakai pakaian yang bebas dari najis, maka kalau belum di sunat seperti kita sholat dengan pakaian yang terkena najis kencing, karena sisa air kencing masih ada di kulup penis. jadinya sholat kita tidak sah. Nah apabila sampai umur 12 tahun baru di sunat, bagaimana sholatnya selama umur 10 tahun sampai 12 tahun? oleh karena itu mulai dini anak sudah harus di jelaskan tentang sunat, sehingga sebelum umur 10 tahun anak sudah siap untuk sunat atau bahkan sudah minta sunat. Nah klo anak sudah minta sunat begini maka proses sunat akan sangat nyaman dan lancar, karena anak sudah siap, faham dan tahu resiko yang akan di alami ketika dia di sunat. Kalau dari segi berapa umur yang pas sebelum 10 tahun itu ya jawabannya berbeda-beda. Tingkat kedewasaan anak berbeda2. Psikologi anak juga berbeda2. Ada anak yang umur 4 tahun sudah minta sunat, sudah tau sunat itu apa, sudah tau nanti di apakan ketika sunat, di tambah dengan temen2 nya yang seusia sudah pada sunat. Pada anak2 yang lingkungan tempat tinggal nya sudah biasa di sunat pada umur2 kecil maka anak2 pada umur tersebut biasanya sudah tidak takut lagi untuk sunat. Oleh karena itu kebiasaan atau tradisi di sini memegang peranan yang sangat penting. Kemudiang muncul pertanyaan bagaimaa untuk sunat pada bayi yang baru lahir, apkah bagus atau tidak. Jawabannya adalah boleh2 saja. Masalah bagus atau tidak tergantung sudut pandangnya. Jika seorang ahli bedah biasanya menyarankan untuk tidak dilakukan karena kulit penis itu berpengaruh pada perkembangan alat kelamin sang anak. klo orang tua2 kita bilang apabila sunat terlalu kecil maka anak tersebut terhambat pertumbuhan dan perkembangannya. padahal sebenarnya tidak ada kaitannya antara sunat dengan pertumbuhan atau perkembangan anak. Mau di sunat umur berapa saja tidak jadi soal. Coba kita lihat masyarakat yahudi, mereka sunat pada usia 8 hari setelah lahir alias satu mingguan. Tp mereka tumbuh dan berkembang normal mereka juga tinggi2 dan besar2. Juga masyarakat arab juga begitu, tp mereka tdk ada yang jadi cebol karena sunat saat bayi. Intinya semua itu hanya mitos yang mengatakan begitu, faktanya bahwa mau di sunat bayi pun tdk pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk masalah perkembangan penisnya, maka tergantung dokter yang nyunat. Dokter yang faham akan anatomi bayi maka ga akan memotong kulit kulup penis terlalu banyak, karena penis masih bisa berkembang membesar dan memanjang, sehingga di beri space atau jarak untuk nantinya penis menjadi lebih besar dan lebih panjang. menurut penulis sendiri sunat pada bayi baru lahir, umur 1 minggu sampai 1 bulan setelah lahir sangatlah baik. Dimana bayi yang di sunat sangatlah nyaman, tenang, prosesnya cenderung lancar karena bayi masih belum banyak bergerak2, kemudian masalah perawatannya sangatlah mudah. Oleh karena itu untuk saat ini penulis banyak menyarankan agar kalau punya bayi segera di sunat segera setelah lahir, maksimal sebelum dia bisa tengkurap. Karena kalau sudah bisa tengkurep akan lebih sulit dalam perawatannya. Secara psikologis juga bayi belum bisa mengerti dan belum punya rasa takut, sehingga aspek psikologis yang sering menjadi kendala anak untuk sunat bisa di hilangkan. Dari uraian diatas penulis menyarankan usia untuk sunat adalah bayi baru lahir umur 1 minggu sampai 1 bulan atau maksimal sebelum bisa tengkurap, dan klo masa tersebut sudah lewat tunggu agak besar dimana anak sudah mau sunat, sudah mengerti sunat itu apa, tau bahwa sunat ada rasa sakit sedikit yaitu saat di suntik bius, dan apabila anak sudah minta sunat maka itu lebih bagus lagi. Dan dilakukan sebaiknya sebelum umur 10 tahun, dengan alasan yang penulis sebutkan di atas. Tapi apabila sudah 10 tahun masih belum berani di sunat ya tidak usah di paksa, di beri pengertian terus kepada anak agar akhirnya mau di sunat. Pada akhirnya sebagai orang tua yang akan menyunatkan anak harus melihat tingkat kesiapan dari anak, jangan asal memaksa aja, jangan asal aja dalam memberikan hadiah agar akhirnya anaknya mau sunat, tapi harus melihat kondisi anak itu sendiri apa sudah siap untuk sunat. Jangan sampai sudah selametan, sudah menyebar undangan, sudah siap resepsi walimatul khitannya , lha anaknya malah tidak mau di sunat saat sampai di tempat dokternya. Akhirnya karena ga mau menanggung malu akhirnya anaknya di paksa, di pegangin orang banyak pas di sunat, menangis, teriak2..., tentunya semua tidak ingin seperti itu.yang kita inginkan adalah semua berjalan lancar anak tenang, lancar , nyaman dan orang tua juga senang karena sudah berhasil mengantarkan sang anak ke jenjang yang lebih baik. Di rumah sunat sendiri pendekatan bius yang di pakai adalah simple hipnoanestesi, yaitu kombinasi antara tehnik hipnosis sederhana dengan anestesi atau bius yang minimal rasa nyeri. Dan semua itu bisa berjalan lancar jika anak sudah siap untuk di sunat dan mau untuk di sunat. Oleh karena itu jika orang tua mau merencanakan sunat pada anak, maka rencanakanlah sejak dini, sehingga pada saatnya anak benar2 siap untuk di sunat.

Minggu, 07 Desember 2014

Persiapan Anak Sebelum Sunat

Persiapan Anak Sebelum Sunat Sebelum anak laki-laki Anda disunat, ada beberapa hal yang perlu Mama perhatikan. Simak juga cara menangani anak setelah sunat:  1. Beri penjelasan pada anak tentang alasan mengapa ia harus melakukan sunat. 2. Konsultasi pada dokter mengenai teknik sunat yang akan dipilih, serta apa keuntungan dan kerugiannya.  3. Cari informasi apakah Anda atau pasangan bisa mendampingi anak selama proses sunat berlangsung.  4. Jika sunat tak dilakukan saat libur sekolah, mintalah izin pada pihak sekolah bahwa anak akan absen selama 3 – 5 hari untuk proses penyembuhan paska sunat.  Paska sunat: 1. Apakah ada perdarahan pada bekas sunat. Perdarahan yang normal biasanya hanya berlangsung sebentar setelah operasi. Jika perdarahan terus terjadi beberapa jam setelah operasi, segera hubungi dokter.  2. Jaga luka bekas sunat agar tetap kering selama beberapa hari (atau sesuai petunjuk dokter) untuk mempercepat proses penyembuhan dan pengeringan luka. 3. Gunakan tisu untuk membersihkan setelah buang air kecil. Caranya, tempelkan 1 lembar tisu ke penis untuk menyerap sisa urin, lalu 1 lembar lagi dicelupkan ke dalam air matang dan disentuhkan perlahan untuk membersihkan bekas urin. 4. Istirahatkan anak. Jika perlu, kenakan celana khusus sunat atau celana longgar untuk mencegah gesekan pada luka bekas sunat.  5. Jangan menggosok luka bekas sunat, karena bisa mengakibatkan kulit luka dan berdarah kembali. Biarkan kulit bekas luka luruh dengan sendirinya.  6. Lakukan kontrol ke dokter beberapa hari setelah sunat untuk memastikan luka benar-benar kering dan sembuh.