Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Minggu, 15 November 2009

Hindari AIDS dan PMS, Negara Asia-Pasifik Sepakat Gunakan Sunat

Hindari AIDS dan PMS, Negara Asia-Pasifik Sepakat Gunakan Sunat
Agustus 11th, 2009

Nusa Dua - Negara-negara Asia Pasifik sepakat untuk segera mengimplementasikan sunat sebagai salah satu upaya dari pencegahan penularan HIV/AIDS.

Kesepakatan ini merupakan salah satu bagian dari hasil Kongres Ke-9 tentang AIDS se-Asia-Pasifik (ICAAP) di Nusa Dua Bali (11/8).

Ketua Kongres Ke-9 ICAAP Prof. Dr Zubairi Djoerban menyatakan kesepakatan implementasi sunat ini berdasarkan hasil rekomendasi badan kesehatan dunia atau WHO. Selain itu penelitian di beberapa negara seperti Thailand, Filiphina dan Amerika juga menunjukkan betapa efektifnya sunat dalam menghindari seseorang terjangkiti penyakit menular seksual.

Selanjutnya Zubairi Djoerban juga mengakui bahwa pengembangan sunat sebagai salah satu pencegahan penularan HIV/AIDS hingga saat ini masih terbentur pada masalah perbedaan agama, kendati sunat telah terbukti secara ilmiah.

”Kemudian bagaimana dengan sara bagaimana dengan agama, Kemudian kita harus membuka data lagi, tadikan Filipina itu walaupun kristen tetapi semua disunat, Kemudian Amerika itu 80% disunat” ujar Prof. Dr Zubairi Djoerban.

Ketua Kongres Ke-9 ICAAP Prof. Dr Zubairi Djoerban menambahkan dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS kedepan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik juga diingatkan untuk memberlakukan universal akses terutama terhadap akses kesehatan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Selain itu Negara-negara kawasan Asia-Pasifik juga direkomendasikan untuk mewujudkan kesetaraan gender sebagai salah satu langkah antisipasi diskriminasi pada ODHA.(Mul)