Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Kamis, 05 Desember 2019

OBAT ANTIBIOTIK ANTINYERI DAN VITAMIN APAKAH PERLU SETELAH SUNAT


Pada kesempatan yang berbahagia ini kami dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali ingin sedikit mengulas secara sederhana tentang penggunaan obat antibiotik, antinyeri dan vitamin setelah di lakukannya tindakan sunat. Pertanyaan mendasar yang muncul dalam benak kita adalah, apakah perlu sebenarnya pemberian antibiotik antinyeri dan vitamin pasca tindakan sunat, yang mana tindakan sunat itu sendiri merupakan salah satu luka yang masuk kriteria luka bersih, dalam artian dari awal sampai tindakan khitan selesai di lakukan dengan tehnik bersih dan steril yang meminimalisir adanya kontaminasi dari kuman atau kotoran di sekitar area sunat atau khitan. Oleh karena itu, perlulah dasar atau alasan mengapa setelah tindakan sunat pasien di berikan obat antibiotik dan antinyeri dan kadang-kadang di tambahkan vitamin atau multivitamin.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, maka perlu kami jelaskan apa itu antibiotik antinyeri dan vitamin. Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu. Sedangkan antinyeri atau Analgesik merupakan istilah medis yang digunakan untuk golongan obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran, jadi analgetik adalah obat penghilang nyeri. Secara umum analgesik dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu analgesik non-opioid dan analgesik opioid. Sedangkan vitamin atau multivitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Yang pertama mari kita bahas tentang pemberian antibiotik. Pada dasarnya luka sunat atau khitan itu sendiri karena merupakan luka bersih, tidaklah memerlukan pemberian antibiotik, dengan syarat kita yakin bahwa di dalam perawatan setelah di lakukannya tindakan sunat resiko terjadinya infeksi atau kontaminasi kuman pada luka bisa di minimalisir. Tentunya untuk meniadakan sama sekali adanya resiko tersebut sangatlah sulit, karena kita tidak bisa melihat ada atau tidaknya kuman, tau-tau kita sudah terinfeksi, padahal kita sudah sangat berhati-hati dan menjaga diri kita dari hal-hal yang bisa menyebabkan infeksi. Pemberian antibiotik itu sendiri memiliki tujuan profilaksis atau pencegahan terhadap resiko infeksi. Sebagaimana kita ketahui bersama, sunat merupakan tindakan bedah kecil, akan tetapi sekecil apapun suatu tindakan bedah, akan selalu ada resiko bermasalah seperti adanya kontaminasi kuman atau infeksi pada luka tersebut, sehingga mau tidak mau kita harus lebih berhati-hati, apalagi tindakan sunat atau khitan ini di lakukan pada organ yang sangat penting bagi kaum laki-laki, jadi wajar kalau kita harus lebih hati-hati dan melakukan tindakan antisipasi. Di Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali, hampir semua pasien setelah sunat di berikan antibiotik untuk tujuan mencegah terjadinya infeksi pasca sunat atau khitan. Akan tetapi pada kondisi khusus , misalnya pada bayi , biasanya kami tidak memberikan antibiotik, karena kami berasumsi bahwa bayi masih terlalu dini untuk mendapatkan “racun” sekelas antibiotik, dan biasannya proses pemulihan atau penyembuhan luka pada bayi cenderung lebih cepat di banding dengan usia yang lebih besar, hal ini bisa  di lihat proses pengeringan dan penyembuhan luka pada pusar bayi yang baru lahir, tanpa di kasih apa-apapun bisa kering dan sembuh dengan sendirinya dengan begitu cepat . Dan pada kondisi pasien yang memiliki alergi dengan antibiotik, dan tidak tahu antibiotik jenis apa yang menyebabkan, maka kami berhati-hati untuk lebih baik tidak memberikan obat antibiotik, karena apabila tetap kita berikan antibiotik , dan terjadi reaksi alergi, maka akan bisa timbul reaksi yang “berbahaya” dalam kondisi tertentu, tidak sekadar hanya gatal-gatal di seluruh tubuh, akan tetapi lebih dari itu, dan itulah yang kami takutkan dan benar-benar ingin kami hindari. Pemberian antibiotik pada pasien sunat itu sendiri tidak lebih dari 3 hari. Sebagaimana mekanisme dari penyembuhan luka, kurang lebih di atas 48 jam luka akan di penuhi oleh sel-sel pertahanan tubuh yaitu pasukan dari sel darah putih, sehingga di hari ke tiga ke atas luka sudah lebih tahan terhadap serangan kuman dari luar dan resiko infeksi menjadi jauh lebih kecil lagi, dan pemberian antibiotik untuk pencegahan sudah tidak di perlukan kembali.
Yang kedua adalah pemberian antinyeri. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012). Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri. Intensitas nyeri merupakan gambaran seberapa parah nyeri yang dirasakan individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yang paling mungkin adalah menggunkan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2006). Jadi nyeri itu akan sangat berbeda-beda antara pasien yang satu dengan pasien yang lain, antara anak yang satu dengan anak yang lain. Jadi sangatlah kurang bijaksana apabila orangtua yang menyunatkan putranya membandingkan respon nyeri anak pasca di sunat antara anaknya dengan anak temennya atau anak tetangganya. Ada anak yang setelah di sunat tenang-tenang saja, tidak menangis, tidak rewel , akan tetapi ada anak yang setelah di sunat teriak-teriak kesakitan, menangis, rewel, jadi tidaklah sama antara anak yang satu dengan anak yang lain. Ambang batas nyeri tiap pasien akan berbeda-beda, adakalanya suatu rangsangan nyeri di rasakan berbeda antara pasien satu dengan pasien yang lain. Pasien satu menganggap tidak sakit sama sekali, akan tetapi pasien satunya merasakan sangat nyeri. Jadi, pemberian antinyeri di sini adalah untuk mengurangi rasa sakit yang di rasakan pasien atau anak yang di sunat pasca biusnya habis. Tentunya , mengurangi sangatlah beda dengan menghilangkan, itu yang perlu kita fahami, jadi tidak serta merta rasa nyeri setelah bius habis itu akan sirna, akan tetapi hanya berkurang saja, jadi masih akan merasakan adanya rasa sakit atau nyeri dengan tingkatan yang sangat bervariasi antar pasien yang satu dengan pasien yang lain. Perlu di ketahui, bahwa rasa nyeri yang paling berat akan di rasakan di saat bius mulai habis sampai benar-benar habis setelah tindakan sunat. Rasa sakit itu akan di rasakan beberapa menit sampai beberapa jam, akan tetapi biasanya sekitar setengah jam sampai satu jam berdasarkan pengalaman dari pasien-pasien yang di sunat di Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali. Jadi dari sini kami menjelaskan bahwa orangtua janganlah panik atau bingung tatkala tiba-tiba anaknya yang saat di sunat ketawa-ketawa, tenang-tenang, tidak kesakitan sama sekali, kemudian menangis sekeras-kerasnya dan berteriak-teriak, jadi itu merupakan hal yang wajar, walupun antinyeri telah di berikan pada si anak. Kondisi seperti itu akan hilang dengan sendirinya tidak lebih dari 1 jam, jadi orangtua harus tetap tenang, cukup di kipas-kipas anaknya agar merasa lebih nyaman. Setelah fase sakit bius habis terlewati, maka biasanya anak sudah tidak merasakan nyeri yang begitu berat, yang jauh berkurang rasa sakitnya dengan pemberian obat antinyeri. Obat antinyeri itupun di berikan kalau perlu saja, apabila pasien atau anak di lihat sudah tidak merasakan sakit tanpa pemberian obat antinyeri maka pemberiannya perlu di hentikan. Jadi yang perlu di garis bawahi di sini adalah, tujuan pemberian antinyeri adalah untuk mengurangi rasa sakit pasien atau anak pasca di lakukannya tindakan sunat dan di berikan kalau perlu saja.
Yang ketiga adalah pemberian multivitamin. Pemberian vitamin atau multivitamin disini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin pada pasien pasca sunat, dimana beberapa vitamin di perlukan di dalam proses penyembuhan luka, yaitu vitamin C, vitamin E dan vitamin A. Vitamin-vitamin tersebut bisa kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi, jadi jika sudah bisa kita penuhi dari makanan maka pemberian vitamin tersebut tidaklah di perlukan lagi.
Di dalam proses penyembuhan luka pasca sunat atau khitan, obat-obatan bukanlah hal yang utama, akan tetapi perawatan luka pasca di sunat itulah yang sangat penting. Jadi semakin bagus di dalam perawatan luka sunat, maka akan semakin tinggi tingkat kesembuhan, dan resiko terjadinya infeksi bisa di tekan sekecil mungkin, dengan begitu luka akan lebih cepat sembuh. Semoga pembahasan di atas bisa memberikan sedikit pencerahan tentang pemberian obat-obatan pasca sunat, dan kami dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali tetap bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam hal khitan atau sunat. Tentunya tak lupa slogan kami, sunat hanya sekali seumur hidup, berikan yang terbaik.