Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Selasa, 03 November 2009

Cerita Unik Para Pasien Rumah Sunat Al Ikhwah, Sesetan, Denpasar

Cerita Unik Para Pasien Rumah Sunat Al Ikwah, Sesetan, Denpasar
Ada yang Lantaran Terjepit Resleting hingga Penyakit Kelamin

Sunat atau khitan tak lagi identik dengan umat muslim. Kini, banyak faktor penyebab berkhitan. Dari beragam latar belakang, kepentingan dan umur. Termasuk menyunat "burung bule".

-----

SIANG hari, di Jalan Ceningan Sari, Perum Gunung Sari I No 1 Denpasar biasa-biasa saja. Bahkan boleh dikatakan sepi. Ini lantaran memang di rumah sunat ini belum saatnya waktu praktik. Sempat menunggu sekitar setengah jam di teras, persisnya pukul 14.30, seorang pria datang.

Dia adalah Dr Chalwan. Dokter yang setiap hari berprofesi sebagai tukang sunat ini setelah berbasa-basi sejenak, akhirnya berbagi cerita dengan Radar Bali di ruang tamunya yang cukup sederhana itu. "Maaf saya terlambat. Tadi barusan menyunat bule," jelasnya.

Baginya, urusan sunat-menyunat daging di ujung kelamin laki-laki bukan hal baru. Bahkan sejak mendirikan rumah sunat di kediamannya, sudah ribuan orang yang pernah ditanganinya. Penyunatan pun dilakukan bersama istri tercintanya, yang berprofesi sebagai dokter.

Masih soal sunat, Chalwan mengaku bahwa dalam sebulan untuk hari-hari biasa dan bukan libur, dia mampu mengkhitan 30-40 an orang pasien. "Beragam pasiennya. Kalau hari-hari biasa kebanyakan yang kami tangani adalah orang-orang dewasa," jelasnya.

Yang dimaksud umur dewasa seperti disebut pria kelahiran Kediri ini, yakni antara usia 20-70 tahun. Bahkan yang terakhir kali habis disunatnya sudah berusia 65 tahun. Sementara untuk masa waktu libur, dalam sebulan Chalwan dan istrinya rata-rata mampu menyunat sebanyak 200-500 pasien sebulannya.

Apa alasan pria dewasa datang dan meminta disunat? Wow! Ternyata ada beberapa alasan. Seperti untuk mendapatkan alat vital yang bersih, karena terkena penyakit infeksi menular seksual (IMS) atau kadang ada yang karena mualaf (masuk Islam). "Banyak mereka yang menderita penyakit kulit dan kelamin tidak sembuh-sembuh, akhirnya mereka minta disunat,"jelasnya.

Kok bisa begitu? Pasalnya, tidak sedikit orang-orang dengan intensitas tinggi dalam berhubungan seks menghindari luka lecet pada alat vital, akibat seringnya gesekan saat berhubungan. Tak pelak, sunat pun jadi salah satu solusi aman.

Masih menurut pengamalan suami dari dr Vivi ini,sejak mendirikan rumah sunat dua tahun lalu, banyak masyarakat antusias. "Ada yang Kristen, Hindu, juga agama lainnya. Ada saja. Termasuk bule juga. Kebanyakan alasan bagi mereka disunat adalah alasan kesehatan," jelasnya.

Bahkan demi menjalani profesi sebagai tukang sunat, Chalwan dan istrinya pun mengaku all out. Mereka siap 24 jam buka praktik. Bahkan, pengalamannya, khusus untuk menyunat pria dewasa, ada pasiennya yang mengatakan malu dan meminta agar disunat saat klinik sepi.

"Ada security yang datang malam-malam dan kami sunat. Alasannya, karena malu datang ke RS. Jadi, banyaklah alas an. Dari anak kecil yang terjepit resleting celana hingg bapak-bapak atau kakek-kakek yang ingin sehat dan sembuh dari penyakit kelamin," jelasnya. (didik dwi praptono)

Tidak ada komentar: