Pada kesempatan ini kami dari
Rumah Sunat AL Ikhwah Sesetan Denpasar Bali ingin menulis artikel ringan
tentang apa saja proses yang terjadi setelah luka. Dimana pelayanan kami adalah
pelayanan sunat atau khitan, sehingga mau tidak mau akan sangat erat sekali
hubungannya dengan adanya luka , pada khususnya adalah luka sunat. Tentunya metode
apapun yang di gunakan dalam proses sunat atau khitan pastilah akan menimbulkan
luka. Tidak ada sunat yang tidak menimbulkan luka, seperti yang pernah kami
ulas sebelumnya tentang seorang anak yang mengaku telah di sunat oleh Jin. Padahal
sebenarnya di sunat oleh jin tidaklah ada, karena secara ilmiah bisa dijelaskan
kondisi seperti itu. Jadi suatu kondisi dimana dari lahir memang kulit preputium
atau kulit penis anak tersebut memanglah pendek atau sedikit, sehingga suatu
ketika kulit tersebut tertarik ke belakang dan menampakkan kondisi seperti
penis yang telah di sunat atau khitan. Jadi bukan di sunat oleh jin, sehingga
tidak ada luka sama sekali alias langsung sembuh. Jadi setiap tindakan sunat
atau khitan sudah pastiakan muncul adanya luka. Di sini lah kami ingin membahas
perihal proses penyembuhan luka secara sederhana dengan bahasa yang sederhana.
Apakah itu luka?, Luka adalah
kondisi rusaknya kontinuitas dari struktur jaringan tubuh yang ada pada kulit.
Luka terbagi menjadi beberapa jenis yakni:
·
Luka bersih adalah luka akibat
tindakan operasi menggunakan teknik steril
·
Luka bersih terkontaminasi adalah
luka akibat sayatan benda tajam namun bersih dan rapi, misalnya pada penegakkan
operasi usus halus dan bronchial
·
Luka kontaminasi adalah luka yang
mengalami kontaminasi oleh lingkungan tidak higienis, atau operasi pada saluran
yang terinfeksi seperti usus besar dan saluran kemih
·
Luka infeksi adalah luka yang
disertai infeksi, jaringan rusak, dan defisiensi vaskularisasi pada jaringan
luka
Dari keterangan di atas di
manakah letak luka sunat bisa kita simpulkan. Luka sunat masuk di dalam luka bersih,
dimana luka yang dibuat dari awal dalam kondisi bersih dan steril. Semua alat
dan bahan yang di pakai di dalam proses sunat atau khitan adalah dalam kondisi
steril. Jarum yang di pakai adalah sekali pakai. Sebelum proses sunat juga
telah dilakukan tindakan desinfeksi, yaitu tindakan membersihkan daerah
lapangan operasi sunat dengan cairan antiseptik desinfektan. Sehingga pada hakekatnya
luka sunat adalah luka bersih, itu yang perlu kita fahami. Akan tetapi setelah
proses sunat telah lewat maka banyak faktor yang bisa menyebabkan luka yang
bersih akan tetap bersih atau akhirnya menjadi luka bersih yang terinfeksi.
Nah sekarang kita masuk ke tahap
proses penyembuhan luka, mulai dari terjadinya luka sampai penyembuhan total. Di
sini kami ingin menjelaskan secara singkat saja tentang fase apa saja yang di
lalui selama proses penyembuhan luka. Ada tiga fase secara garis besar, yaitu
yang pertama adalah fase inflamasi, yang kedua adalah fase proliferasi dan yang
ketiga adalah fase maturasi. Mari kita bahas satu persatu dari ketiga fase
yang terjadi saat luka.
Yang pertama adalah fase
inflamasi. Fase inflamasi ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu inflamasi
awal (hemostatis) dan inflamasi akhir (lag phase).
Inflamasi Awal (Hemostatis). Saat
jaringan kulit mengalami luka, pembuluh darah akan pecah dan mengakibatkan
perdarahan. Pada kondisi ini, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi yang
disebut sebagai inflamasi awal (hemostatis) guna menghentikan perdarahan
tersebut. caranya, tubuh akan ‘mengerahkan’ faktor koagulasi (intrinsik dan
ekstrinsik) sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang lantas menyebabkan
penggumpalan trombosit pada area luka. Aktivitas ini berujung pada pembekuan
darah. Setelahnya, pembuluh darah akan kembali melebar guna memberikan jalan
bagi darah menuju luka.
Inflamasi Akhir (Lag Phase). Setelah
darah membeku, maka yang dilakukan oleh tubuh selanjutnya adalah mengirimkan
‘pasukan’ sel darah putih (leukosit) guna mencegah terjadinya infeksi agen
mikrobial patogen, pun membuang jaringan rusak yang telah mati. Leukosit dan
sel radang akut akan menyerang area peradangan guna membasmi bakteri dan debris
matriks sekuler. Fase penyembuhan luka inflamasi akhir (lag phase) terjadi 5
hari pasca trauma luka muncul.
Fase yang kedua adalah fase
proliferasi. Setelah fase inflamasi, proses penyembuhan luka berlanjut
pada fase proliferasi, di mana fase penyembuhan luka ini berlangsung dari hari
ke-3 hingga 2 minggu pasca trauma. Proliferasi diawali oleh aktivitas
fibroblast men-sintesis kolagen dan proteoglikan yang menghasilkan jaringan
parut (terjadi di hari ke-5 pasca luka). Kolagen sendiri adalah protein yang
berfungsi untuk meningkatakan tensi dari permukaan kulit yang terluka. Produksi
kolagen yang memadai kemudian makin memperkuat tensi permukaan kulit sehingga
luka tertutup dengan baik. Fase proliferasi diakhiri dengan tumbuhnya jaringan
epitel, yang mana ini berperan dalam meningkatkan aliran darah menuju area
luka. Darah akan menyalurkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan jaringan untuk
melancarkan proses penyembuhan luka.
Fase yang ketiga adalah fase
maturasi. Proses penyembuhan luka yang terakhir adalah maturasi. Fase
penyembuhan luka ini dimulai pada hari ke-20 pasca luka dan berakhir dalam
kurun waktu tahunan (1-2 tahun). Di sini, fibroblast secara berkelanjutan akan
mensintesis kolagen, yang berdampak pada mengecilnya area luka, penurunan
elastisitas kulit, dan munculnya garis putih di sekitar luka. Setelah itu,
timbul jaringan parut yang memiliki tensi atau kekuatan serupa dengan jaringan
yang sudah rusak akibat luka. Kendati begitu, kulit baru secara penampilan
tidak sama dengan kulit lama, terutama dari aspek kelenturan kulit. Kulit baru
cenderung tidak selentur kulit sebelum mengalami luka. Hal ini dikarenakan
elastin, protein yang berperan dalam membentuk kelenturan kulit, tidak dapat
diproduksi kembali seperti halnya kolagen.
Jadi dari penjelasan di atas
sangatlah jelas sekali bahwa tidak ada luka yang langsung sembuh. Semua butuh
proses yang harus di lalui sampai akhirnya luka menyembuh sempurna. Jadi jangan
ada lagi perdebatan mengenai ada atau tidak sunat yang langsung sembuh. Dari uraian
di atas sudah cukup bisa menjawab pertanyaan tersebut. Akan tetapi memang
kondisi setiap pasien akan berbeda dengan kondisi pasien yang lain, tidak akan
pernah sama. Sangat banyak faktor yang mempengaruhi di dalam proses penyembuhan
luka. Apasaja faktor yang mempengaruhi akan kami bahas tersendiri di bahasan
yang lain. Semoga penjelasan ini bisa memeberi jawaban atas pertanyaan kita
semua mengenai luka.
Akhir kata semoga tulisan ini bisa sedikit memberikan
pencerahan perihal proses penyembuhan luka , pada khususnya luka sunat. Semoga kami
dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali selalu bisa memberikan
pelayanan yang terbaik kepada semua pasien sunat atau khitan. Sunat hanya
sekali seumur hidup, berikan yang terbaik , salam sehat dan bersih selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar