Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Selasa, 07 Januari 2020

PENDEKATAN PSIKOLOGIS PADA ANAK YANG AKAN SUNAT ATAU KHITAN


Saat datang ke tempat sunat atau khitan akan banyak kita temukan berbagai variasi kondisi psikologi pasien yang akan di sunat. Baik pasien anak-anak atau dewasa akan memberikan gambaran yang sangat berbeda-beda. Sebagaimana kita ketahui bersama , untuk umat Islam sunat sudah merupaka suatu kewajiban, sehingga mau tidak mau seorang muslim laki-laki wajib sunat. Lain hal dengan masyarakat non muslim, khitan atau sunat ini bukan merupakan kewajiban, akan tetapi di anggap salah satu tindakan positif, dengan berbagai manfaat bagi kesehatan yang menjadi pilihannya. Dari berbagai variabel yang ada , maka akan memberikan gambaran psikologi yang berbeda-beda pula. Pada kesempatan ini kami dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali ingin sedikit memberikan ulasan tentang berbagai kondisi psikologi yang sering kami hadapi dalam praktek sunat.
                Tentunya kami bisa sedikit bercerita tentang kondisi psikologi ini karena setiap liburan sekolah Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Alhamdulillah selalu di berikan kepercayaan untuk meng khitan banyak pasien terutama anak-anak. Saat liburan sekolah tiba, jadwal pasien mulai setelah subuh sampai malam penuh. Dari sekian banyak pasien, kami coba menggambarkan beberapa kondisi dan penanganan seperti apa yang bisa dilakukan oleh pasien atau keluarga pasien sunat atau khitan.
                Saat datang ke tempat khitan, seorang dokter yang sudah berpengalaman bisa melihat secara kasat mata dan memperkirakan tingkat kesiapan seorang anak hanya dengan melihat sorot mata nya.  Setelah itu baru dengan memberikan bebrapa pertanyaan, sapaan, candaan dan beberapa interaksi antara anak dengan dokter , maka dokter bisa menarik kesimpulan bahwa anak tersebut siap , tidak siap, setengah siap atau siap tapi ketakutan dengan tindakan sunat itu sendiri. Hal ini berlaku bagi anak-anak maupun pasien dewasa. Dari kesimpulan awal yang di dapatkan tersebut dokter akan merumuskan pendekatan seperti apa yang harus di lakukan pada pasien. Tentunya kondisi satu pasien dengan pasien yang lain akan berbeda, dan disini pengalaman dan jam terbang sangatlah menetukan kemampuan dokter untuk “merayu” pasien yang akhirnya secara sukarela mau di lakukan tidakan sunat.
                Seorang anak memiliki latar belakang yang berbeda-beda saat akan di sunat. Ada anak sunat karena di paksa oleh orang tuanya dan sebenarnya dia belum siap untuk sunat, ada anak sunat karena keinginan sendiri karena liat teman sebayanya atau saudara yang sepantaran sudah sunat akhirnya dia meminta orang tuanya untuk di sunat, ada yang sunat karena kondisi sakit yang menyebabkan mau tidak mau harus di sunat. Kondisi dimana anak sudah meminta untuk sunat merupakan kondisi terbaik, dimana anak benar-benar menyadari permintaannya dan sudah sipa dengan berbagai kondisi yang akan di hadapi saat proses sunat.
                Dari sekian kondisi yang dipaparkan di atas, peran dokter yang berpengalaman dan orangtua sangatlah penting untuk memberikan support dan motivasi pada anak. Dokter harus bisa menempatkan diri di posisi yang sangat nyaman untuk anak yang akan di khitan, tanpa hal itu maka anak akan merasa berhadapan dengan orang asing yang menakutkan yang akan menambah beban psikologi pada anak. Perlu di fahami, seorang anak yg akan di khitan, bahkan pasien dewasa pun akan merasakan ketegangan saat akan menjalani tindakan sunat, hal ini sangat manusiawi dan tidak bisa di hindari, oleh karena itu dokter harus berperan sebagai lemari es yang bisa mendinginkan suasana dan membuat suasana nyaman bagi pasien yang akan di sunat.

Sabtu, 14 Desember 2019

PENGARUH MEROKOK TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA



                Berbicara tentang merokok tidak akan pernah ada habisnya. Rokok merupakan komoditas yang sangat tinggi peminatnya, baik dari remaja dewasa tua sampai anak-anak. Fenomena saat ini benar-benar mengkhawatirkan, banyak kita lihat anak-anak usia belasan yang masih duduk di bangku SMP sudah merokok, mereka dengan asiknya menghisap sepuntung rokok dengan memakai seragam sekolah di warung pinggir jalan dekat sekolah. Saat ini begitu sangat dini pengaruh rokok ini terhadap generasi penerus bangsa, hal ini tidak lepas dari regulasi pemerintah berkaitan dengan rokok itu sendiri yang begitu longgar pada masyarakat, dimana rokok merupakan salah satu produk penyumbang cukai paling tinggi di negara kita.
                Berhenti merokok merupakan aktivitas yang sangat sulit, apalagi semakin banyak kuantitas rokok yang di konsumsi atau di hisap setiap harinya maka akan semakin tinggi tingkat kecanduan terhadap rokok itu sendiri. Nikotin yang sudah menjadi candu dalam tubuh akan selalu meminta untuk di penuhi dan di penuhi lagi, sehingga muncul gejala-gejala “sakau” apabila tidak merokok. Oleh karena itu merupakan prestasi luar biasa ketika seorang perokok berat akhirnya bisa berhenti dan terbebas dari candu rokok.
Pada kesempatan ini, kami dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali ingin mengulas tentang pengaruh merokok terhadap penyembuhan luka pada umumnya dan pada luka sunat atau khitan pada khususnya. Kami tidak membahas kontroversi bagi yang pro terhadap merokok dan yang kontra terhadap merokok, semua memiliki pilihan masing-masing dan segala resiko yang akan di hadapi juga akan di rasakan oleh masing-masing juga.
Pertama-tama mari kita ulas apa yang terjadi pada pernafasan kita sampai oksigen yang kita hirup dapat di manfaatkan oleh tubuh. Udara yang kita hirup masuk melalui saluran pernafasan menuju ke paru-paru, dimana udara ini mengandung oksigen. Di paru-paru oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan berikatan dengan hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah untuk di bawa ke seluruh tubuh. Di level jaringan tubuh, oksigen ini akan berproses secara kimiawi menghasilkan energi yang di butuhkan oleh jaringan. Energi ini di pakai untuk segala aktifitas jaringan tubuh, baik regenerasi sel, pemeliharaan sel, perbaikan sel yang rusak, dan masih banyak proses di dalam jaringan. Saat terjadi proses penyembuhan luka, maka daerah jaringan yang mengalami luka akan membutuhkan energi ekstra untuk itu, akan membutuhkan oksigen yang lebih, oleh karena itu dalam kondisi normal , seseorang yang luka, akan membutuhkan tingkat oksigen yang lebih tinggi di banding dengan orang normal tanpa luka.
Sekarang mari kita lihat pada perokok. Saat merokok, udara yang di hirup tidak hanya mengandung oksigen, akan tetapi terdapat karbon monoksida yang masuk ke dalam saluran napas dan sampai ke paru-paru. Seharusnya , hemoglobin akan berikatan dengan oksigen dan di bawa ke seluruh jaringan tubuh, akan tetapi, karena ada karbon monoksida , maka sebagian dari hemoglobin akan berikatan dengan karbon monoksida dan ikut di bawa ke seluruh tubuh. Ikatan karbon monoksida dengan hemoglobin jauh lebih kuat daripada ikatan oksigen dengan hemoglobin, sehingga ketika ada zat co dan oksigen, maka hemoglobin lebih memilih berikatan dengan co. Tentunya dengan banyak hemoglobin yang berikatan dengan co, maka akan memberikan kompensasi tubuh agar kebutuhan oksigen tetep terpenuhi, salah satunya dengan kita bernafas lebih dalam dan lebih tinggi frekuensinya. Poinnya di sini adalah, pemenuhan tubuh terhadap kebutuhan peningkatan oksigen pada proses penyembuhan luka tidak akan bisa optimal dan terpenuhi, sehingga secara otomatis proses penyembuhan luka akan berlangsung lebih lama dari semestinya. Kadar karbon monoksida sendiri secara teoritis akan menghilang sepenuhnya dalam darah setelah 24 sampai 48 jam setelah paparan merokok terakhir, padahal kita lihat seorang perokok, kadang belum ada 1 jam sudah merokok lagi, al hasil, kadar co dalam darahnya akan selalu tinggi, dan penggunaan oksigen oleh tubuh akan sangat kurang dan tidak efektif.
Dari penjelasan sederhana di atas, maka jika tetap merokok, maka proses penyembuhan luka akan menjadi lebih lambat, dan kami menganjurkan kepada pasien sunat atau khitan dewasa supaya berhenti merokok saat proses penyembuhan luka, atau kalau memang sangat sulit sekali, minimal bisa berusaha mengurangi kuantitas merokoknya. Hal ini juga berlaku bagi orang tua perokok yang anaknya sedang menjalani proses penyembuhan luka pasca sunat, sebaiknya jauh-jauh ketika merokok, walau sebenarnya etika merokok adalah berusaha sejauh mungkin dari orang-orang yang tidak merokok, sehingga tidak merugikan orang yang tidak merokok. Mengingat begitu banyak dampak negatif yang di rasakan oleh perokok pasif, maka kesadaran akan etika merokok itu sendiri harus di tanamkan pada para perokok mania.
Semoga ulasan di atas bisa memberikan informasi dan kita menjadi lebih bijaksana dalam mensikapi rokok dan belajar lebih banyak lagi tentang baik dan buruknya merokok , dan bisa memberikan yang terbaik bagi tubuh kita.

Rabu, 11 Desember 2019

PERAWATAN LUKA PASCA SUNAT ATAU KHITAN


               Sunat merupakan tidakan medis memotong kulit penutup kepala penis pada laki-laki untuk tujuan kesehatan dan kebersihan pada umumnya dan sebagai pelaksanaan kewajiban agama pada umat Islam dan Yahudi. Sunat merupakan tindakan medis yang memerlukan tindakan perawatan luka setelahnya, oleh karena itu pengetahuan tentang bagaimana merawat luka pasca sunat atau khitan , baik pada sunat bayi, anak-anak maupun dewasa sangat penting. Sebagaimana pasien-pasien di Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali walaupun di dominasi oleh pasien anak-anak , terutama pada saat liburan sekolah, akan tetapi tidak sedikit pasien dewasa yang sunat atau khitan, karena tindakan sunat atau khitan itu sendiri tidaklah ada kata terlabat, usia berapapun tidak menjadi masalah. Pada kesempatan ini kami akan mengulas tentang perawatan pasca sunat secara umum, sehingga luka cepat sembuh tanpa ada penyulit.
                Pemberian obat. Tentunya dokter akan memberikan minimal 2 macam obat minum dan obat untuk luka luar bisa berupa betadin, saleb atau serbuk antibiotik. Untuk obat minum sebaiknya segera di konsumsi pasca tindakan sunat. Untuk obat antinyeri , perlu di  ketahui bukan sebagai penghilang rasa sakit, akan tetapi untuk mengurangi rasa sakit, jadi ketika bius habis, biasanya akan tetap terasa sakit sekali, pada beberapa anak-anak bisa saja menangis atau bahkan teriak-teriak, akan tetapi hal itu normal terjadi, sehingga orang tua atau pasien sunat itu sendiri jika pasien sunat dewasa tidak perlu panik, hal itu akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit sampai 1 jam. Maklum  saja kenapa kok sakit sekali, bisa kita bayangkan tindakan sunat tanpa di bius, bagaimana rasanya, begitulah gambaran sederhana nya, saat bius habis maka rasanya seperti di sunat tanpa di bius, akan tetapi nyeri itu jauh lebih ringan karena adanya obat anti nyeri yang di berikan kepada pasien. Untuk antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi pasca sunat. Untuk obat-obatan sudah ada pada pembahasan di tulisan kami yang lain.
                Istirahat. Istirahat ini sangat penting sekali di dalam proses penyembuhan luka, maka seyognyanya penuhi kebutuhan tidur atau istirahat ini agar pemnyembuhan luka bisa maksimal. Pembahasan tentang istirahat dengan penyembuhan luka ini sudah kami bahas sebelumnya di tulisan yang lain di Blog ini silakan di buka.
                Menghindari aktifitas berat. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan istirahat ekstra yang di butuhkan agar proses penyembuhan luka bisa berlangsung maksimal. Di samping itu, dalam kondisi terdapat luka di penis, maka akan sebaiknya menghindari aktifitas berat seperti lari-lari pada anak-anak, atau olahraga berat pada orang dewasa. Paling tidak 2 sampai 3 hari kami menyarankan untuk lebih banyak istirahat atau tidur, kemudian baru mulai melakukan aktifitas ringa sehari-hari. Kami tidak menganjurkan bed rest total atau hanya tiduran saja sampai berhari-hari lebih dari 3 hari. Hal ini malah kurang bagus, semakin dini di latih untuk melakukan aktifitas ringan sehari-hari akan semakin bagus, apalagi pada pasien dewasa, kami menyarankan untuk bisa segera memulai latihan melakukan aktifitas ringan sehari-hari, atau bahkan masih bekerja, dengan syarat pekerjaan nya bukan pekerjaan yang berat tidak lah masalah tetap di lakukan.
                Jaga luka tetap kering. Kami di Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali memilih untuk tidak membungkus perban pada pasien pasca sunat. Hal ini kami lakukan karena hemat kami yang pertama  perban akan menutup luka sehingga luka menjadi lembab dan basah, yang kedua perban akan menempel pada luka sehingga memberikan pengalaman yang sangat tidak nyaman di saat proses melepas perban, yang ketiga perawatan luka pasca di sunat akan lebih sederhana dan simple karena kita tidak bisa memastikan bagaimana kondisi anak atau pasien sunat pada dewasa setelah sunat di saat proses perawatan, adakalanya ada anak yang sangat sulit untuk di rawat lukanya, jangankan di lepas perban, di sentuh pahanya aja sudah teriak-teriak, sehingga di sini apabila terjadi, tindakan perawatan akan lebih mudah di banding dengan jika luka itu di perban. Jadi di sini sebaiknya supaya luka tetap kering , selama 5 hari sementara mandinya di lap aja pake lap basah dulu pada anak, apabila pada pasien dewasa silakan mandi akan tetapi luka sunatnya di tutup atau di bungkus pakai sesuatu sehingga tidak kena air. Di atas 5 hari silakan luka terkena air mandi sudah aman.
                Berhati-hati ketika buang air keci dan buang air besar. Sebaiknya saat BAK atau BAB di kondisikan agar air tidak mengenai luka sunatnya, bisa membawa tissu untuk jaga-jaga apabila ternyata luka masih saja terkena air, langsung saja keringkan pakai tisu. Hal ini terutama pada 3 hari pertama, di atas 3 hari biasanya luka sudah di penuhi oleh sel radang pertahanan tubuh, sehingga lebih aman ketika kena air.
                Memakai pakaian yang longgar. Pada anak-anak biasanya di beri celana dalam khusus sunat setelah proses sunat, akan tetapi celana dalam ini tidak kami sarankan di pakai terus menerus, karena akan membuat kondisi luka menjadi lembab dan basah, akhirnya luka rawan terinfeksi dan tidak kering-kering. Di Rumah Sunat kami benar-benar menekankan supaya celana dalam sunat ini harus di lepas di rumah, di buka, supaya luka terkena udara dan lebih cepat kering. Pakaian yang longgar di sini bertujuan supaya tidak menekan penis. Akan tetapi pada pasien dewasa, atau ukuran penis remaja kami menyarankan segera latihan pakai celana dalam biasa, yang pertama supaya posisi penis diam tidak bergerak-gerak, tidak menggantung, sehingga bengkak pasca sunat segera mengecil dan yang kedua supaya pada pasien dewasa segera terbiasa memakai celana dalam biasa dan segera bisa berkatifitas kerja seperti biasa.
            Dengan perawatan yang baik, luka khitan akan berangsur mengering dan sembuh. Umumnya diperlukan waktu 2-4 minggu sampai luka benar-benar kering. Selama merawat luka khitan di rumah, bisa jadi terjadi hal-hal yang mengharuskan anak atau pasien sunat dewasa untuk segera dibawa ke dokter, diantaranya:
  • Terjadi pendarahan yang tak kunjung berhenti.
  • Mengalami kesulitan buang air kecil.
  • Jahitan terlepas sebelum waktunya (bekas jahitan meninggalkan luka terbuka).
  • Rasa sakit atau pembengkakan penis yang tidak berkurang atau hilang setelah minum obat, atau semakin parah.
  • Ada pembengkakan berwarna biru atau kehitaman.
  • Terbentuk nanah disertai demam.
Demikianlah tips merawat luka khitan atau sunat agar cepat kering dan sembuh. Tentunya selain perawatan nya, ada beberapa factor juga yag perlu di perhatikan juga seperti masalah makanan dan istirahat, dengan begitu proses penyembuhan akan berjalan maksimal dan lebih cepat.

Senin, 09 Desember 2019

PENGARUH TIDUR ATAU ISTIRAHAT TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DAN PENYAKIT


Tidur merupakan salah satu aktifitas rutin sehari-hari. Secara normal setiap hari kita akan mengalami yang namanya mengantuk, dan kemudian tidur. Terlihat sederhana , akan tetapi tidur ini memiliki fungsi yang sangat besar di dalam keberlangsungan hidup manusia. Bisa di bayangkan apabila kita tidak bisa tidur, atau yang sering di sebut insomnia, betapa tersiksanya kita, sampai-sampai pergi ke dokter hanya untuk minta obat supaya bisa tidur. Tentunya Tuhan menciptakan rasa kantuk pada diri manusia memiliki tujuan yang besar. Pada kesempatan ini kami dari Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali ingin sedikit bercerita ringan tentang masalah tidur, di kaitkan dengan proses penyembuhan luka, pada khususnya luka sunat atau khitan.
Mari kita bahas apa saja yang terjadi ketika kita tidur. Apakah saat kita tidur, tubuh tidak melakukan aktifitas apa-apa, alias hanya diam saja tanpa terjadi sesuatu proses apapun. Ternyata saat kita tidur, tubuh tetap melakukan aktifitas nya dengan cara yang tidak kita sadari, hal inilah yang menyebabkan saat kita tidurpun tubuh tetap butuh energi atau kalori untuk menjalankan aktifitasnya. Berikut ini beberapa hal yang terjadi saat kita tidur.
Yang pertama adalah produksi hormon pertumbuhan. Human Growth Hormon atau di kenal dengan hormon pertumbuhan di produksi saat kita sedang terlelap tidur. Hormon ini memiliki fungsi yang sangat banyak, salah satunya adalah di dalam proses regenerasi tulang, otot dan jaringan tubuh. Pada saat tertidur lelap, produksi hormon ini akan di aktifkan pada seluruh bagian tubuh. Saat sedang dalam proses penyembuhan luka, hormon ini memiliki peran yang sangat penting, dimana terjadi proses regenerasi jaringan tubuh yang mengalami luka, sehingga dengan memberikan waktu tidur yang cukup , maka proses penyembuhan luka juga akan semakin cepat. Sebagaimana perlu kita ketahui, hormon pertumbuhan ini pada saat kita kecil merupakan hormon yang bertanggung jawab di dalam proses tumbuh kembang, apabila kekurangan akan terjadi kondisi kekerdilan, jika berlebihan bisa menimbulkan pertumbuhan berlebihan pada seorang anak menyerupai raksasa.
Yang kedua adalah hormon seks aktif. Saat tidur, baik pria maupun wanita akan bisa merasakan gairah seks. Hal ini terjadi karena aktifitas otak yang tinggi selama fase rapid eye movement. Akibat dari aktifitas ini , tubuh membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen dan menyebabkan aliran darah pun mengalir lebih cepat.
Yang ketiga adalah pemulihan otak. Para peneliti di University of Rochester menemukan bahwa saat kita tidur, otak akan membuang racun yang menumpuk selama seharian. Hal ini di sebut dengan Glymphatic System. Proses ini memungkinkan otak untuk memulihkan dirinya dan membuang informasi yang tidak penting, sementara informasi yang di anggap penting dan berguna akan di simpan.
Yang keempat adalah otot-otot tubuh seakan lumpuh. Saat memasuki fase Rapid Eye Movement (REM), otot-otot anggota badan akan lumpuh dan tak bisa di gerakkan. Akan tetapi hal ini hanya berlangsung sementara saja, dan akan kembali seperti semula segera setelah bangun tidur. Ada kondisi dimana saat bangun dan membuka mata pun akan tetap merasakan lumpuh , yaitu pada penderita narkolepsi.
Dari penjelasan di atas , begitu penting tidur itu bagi keberlangsungan hidup kita, begitu banyak manfaat yang di dapat ketika kita tidur. Tidak hanya sekedar relaksasi dan mengistirahatkan seluruh aktifitas keseharian kita, akan tetapi berbagai proses tubuh terjadi saat kita tidur. Oleh karena itu, penting sekali kita mendapatkan waktu tidur yang cukup dalam sehari, agar kondisi kesehatan tubuh kita senantiasa optimal. Dalam sehari waktu optimal yang dibutuhkan tubuh untuk tidur adalah antara 7 sampai 8 jam sehari. Waktu tersebut tentunya dalam kondisi kita sehat, apabila kita dalam kondisi sakit, atau sedang dalam proses penyembuhan luka, maka sebaiknya kita berikan waktu istirahat atau tidur yang lebih lama dari biasanya , sehingga proses penyembuhan akan lebih optimal. Pertanyaannya adalah, kadangkala kita susah untuk memulai tidur, atau dalam kondisi sakit, dalam kondisi ada luka di tubuh dan merasakan nyeri, kita akan susah untuk tidur, bagaimana caranya agar kita bisa tidur?. Ada cara untuk kita bisa tertidur, mulai dari yang sederhana sampai menggunakan obat-obatan yang bisa menimbulkan efek ngantuk dan tertidur. Yang sederhana seperti kita melakukan self hipnosis pada diri kita sendiri, mensugesti diri kita sendiri, melakukan relaksasi, mendengarkan music clasic, atau mendengarkan tilawah alquran, atau lagu-lagu kerohanian sehingga membuat otak kita relaks dan akhirnya tertidur. Jika tetap susah bisa menggunakan obat-obatkan yang bisa menimbulkan efek mengantuk, salah satunya adalah antimo. Antimo ini merupakan obat anti mabuk kendaraan yang memiliki satu efek samping yang sangat kuat yaitu mengantuk. Sehingga antimo ini bisa juga di gunakan apabila kita susah tidur, akan tetapi tidak boleh ketergantungan, hanya saat kita membutuhkan saja, misal dalam hal ini setelah tindakan sunat, agar kita bisa lebih maksimal dalam istirahat, kita mengkonsumsi selama 2 hari, agar dalam 2 hari kita bisa lebih maksimal dalam hal tidur atau istirahat, setelah itu stop. Jika di rasa tanpa obat kita bisa istirahat dan tidur maksimal maka lebih bagus tanpa obat-obatan. Kadangkala berbagai penyakit yang muncul dalam diri kita bisa kita sembuhkan hanya dengan istirahat atau tidur saja, akan tetapi kita yang merasa tidak percaya diri tatkala sakit tidak minum obat ini dan obat itu, padahal obat sendiri adalah zat kimia “racun”, di satu sisi memberikan kesembuhan, di satu sisi memiliki efek samping lain yang tidak kita inginkan. Oleh karena itu sebaiknya kita benar-benar meminimalisir penggunaan obat pada diri kita dan keluarga kita.
Berdasarkan pengalaman penulis, ternyata tanpa obat , hanya dengan tidur aja, maka penyakit infeksi, batuk, low back pain ringan (encok atau kecethit atau meklecet menurut bahasa Bali) bisa di sembuhkan, hanya dengan kita meluangkan waktu 2 sampai 3 hari untuk benar-benar istirahat total, dalam hal ini tidur dengan sebenar-benarnya tidur, tidak hanya sekedar rebahan dan memejamkan kedua mata, akan tetapi benar-benar membuat diri kita tertidur pulas selama 2 sampai 3 hari. Tentunya tanpa obat yang bisa membuat kita mengantuk dan tertidur akan sulit rasanya kita bisa tidur pulas selama 2 sampai 3 hari, akhirnya pilihan penulis jatuh pada antimo, pagi dan sore, pagi agar kita mengantuk dan tidur sampai sore dan sore agar kita mengantuk dan tidur malam sampai pagi dan seterusnya sampai 2 atau 3 hari. Maka pada hari ke 2 atau ke 3 penyakit yang kita rasakan akan pulih dengan sendirinya secara alamiah, hanya dengan mengandalkan istirahat total. Tentunya ini merupakan pengalaman pribadi dari penulis.
Dari uraian di atas bisa di tarik kesimpulan akan pentingnya tidur di dalam penyembuhan penyakit apapun, pada khususnya di sini adalah dalam mempercepat proses penyembuhan dari luka. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua, jika ada kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Salam sehat dan bersih selalu dari kami Rumah Sunat Al Ikhwah Sesetan Denpasar Bali. Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.