Oleh Arinda Veratamala
Data medis direview oleh dr. Le Thi My Duyen.
Di Indonesia,”sunatan” sudah menjadi tradisi bagi anak laki-laki yang sedang beranjak remaja. Biasanya diadakan pesta sebagai tanda kebahagiaan keluarga bahwa anak laki-lakinya sudah berani disunat. Di balik tradisi tersebut, sunat ternyata memang menyimpan berbagai manfaat, terutama bagi anak laki-laki. Namun, bagaimana dengan anak laki-laki yang tidak sunat?
Penis pada bayi laki-laki baru lahir memiliki kulit tambahan
Bayi laki-laki baru lahir memiliki lapisan kulit pelindung tambahan pada bagian kepala penis (glans). Lapisan kulit ini disebut dengan kulup atau preputium. Saat lahir, preputium ini melekat pada kepala penis dan ini merupakan suatu hal yang normal. Seiring dengan pertumbuhan anak yang makin besar, preputium mulai memisah dari kepala penis secara alami.
Preputium harus benar-benar terpisah dari kepala penis pada saat pubertas atau bisa juga terjadi lebih cepat, saat anak berusia 5 tahun. Biarkan preputium terlepas secara alami, jangan memaksakan preputium terlepas lebih cepat.
Seiring anak bertambah besar, preputium ini biasanya akan dihilangkan atau biasa disebut dengan sunat. Penghilangan preputium (sunat) ini merupakan sebuah tradisi, bentuk kebersihan diri, atau untuk mencegah berbagai penyakit. Namun, bagi sebagian orang mungkin sunat bukan dianggap menjadi sesuatu yang harus dilakukan.
Bagaimana jika penis tidak sunat?
Penis yang tidak disunat membutuhkan perawatan ekstra. Anda harus benar-benar membersihkan penis Anda dengan benar. Tarik preputium sampai berada di posisi yang nyaman dan bersihkan kepala penis yang terlihat sampai bersih. Setelah membersihkannya, pastikan tidak ada residu sabun yang tersisa. Sabun bisa menyebabkan iritasi pada kulit sensitif di kepala penis.
Penis yang tidak disunat lebih rentan terhadap bakteri atau agen penyakit tertentu, sehingga kebersihannya harus benar-benar diperhatikan. Jika tidak, maka laki-laki yang tidak disunat bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti:
Penyakit menular seksual
Laki-laki yang tidak disunat lebih berisiko mengalami gonore dan peradangan pada uretra. Penyakit menular seksual lainnya, seperti sifilis, human papillomavirus, herpes simplex, juga lebih sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat. Selain itu, adanya preputium pada laki-laki yang tidak disunat juga merupakan faktor risiko utama untuk infeksi HIV. Laki-laki yang tidak disunat memiliki risiko HIV sebesar 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan laki-laki yang disunat.
Hal ini bisa terjadi karena pertumbuhan agen yang menyebabkan penyakit menular seksual lebih rentan terjadi pada laki-laki yang tidak disunat. Penghilangan preputium atau sunat dapat melindungi laki-laki dari berbagai penyakit ini.
Kanker penis
Kanker penis bisa terjadi pada laki-laki yang tidak disunat, dan bisa menyebabkan kematian sebesar 25%. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang disunat saat baru lahir tidak ada yang menderita kanker penis. Selain kanker penis, laki-laki yang tidak disunat juga bisa menderita kanker prostat dengan kemungkinan 50-100% lebih besar daripada laki-laki yang disunat.
Peradangan dan infeksi pada penis
Penis yang tidak disunat dapat mengalami berbagai peradangan, seperti peradangan pada kepala penis/ glans (balanitis), peradangan pada preputium (posthitis), dan peradangan pada kepala penis dan preputium (balanoposthitis). Laki-laki yang tidak disunat juga bisa mengalami fimosis, yaitu ketidakmampuan preputium untuk ditarik kembali ke belakang, dan parafimosis, yaitu kondisi penis terjepit karena preputium yang tidak dapat kembali ke posisi normal. Kondisi ini biasa terjadi pada laki-laki yang tidak disunat dan sangat jarang terjadi pada laki-laki yang telah disunat karena preputium sudah dihilangkan.
Apa saja manfaat melakukan sunat?
Sunat merupakan prosedur bedah yang tentunya bisa menyakitkan. Masalah yang bisa Anda alami saat melakukan sunat adalah rasa sakit, risiko perdarahan dan infeksi, iritasi pada kepala penis, dan risiko cedera penis.
Namun di balik risiko yang Anda terima ini, Anda akan mendapatkan manfaat kesehatan. Walaupun hanya menghilangkan sedikit kulit pada penis (preputium), namun terbukti hal ini dapat mencegah berbagai penyakit, seperti:
Infeksi saluran kencing
Kejadian infeksi saluran kencing pada laki-laki ditemukan lebih rendah pada yang disunat dibandingkan dengan yang tidak disunat. Penelitian pada tahun 1982 menunjukkan bahwa infeksi saluran kencing lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan, dan kemudian terungkap bahwa sebesar 95% bayi yang mengalami infeksi ini ternyata belum disunat. Sunat bisa mencegah pertumbuhan bakteri di bawah preputium, sehingga bisa melindungi Anda dari infeksi saluran kencing.
Kanker prostat
Sunat dapat melindungi laki-laki dari risiko kanker prostat, seperti yang telah dibuktikan oleh penelitian University of Quebec’s INRS-Institut Armand-Frappier di Montreal. Penelitian tersebut menemukan bahwa laki-laki yang disunat saat bayi memiliki risiko 14% lebih kecil untuk mengembangkan kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki yang tidak disunat. Selanjutnya, laki-laki yang disunat di usianya yang lebih besar juga memiliki kemungkinan 45% lebih kecil untuk menderita kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki yang tidak disunat.
Selain itu, sunat juga dapat menurunkan risiko penyakit menular seksual, mencegah masalah pada penis, dan juga menurunkan risiko kanker penis, seperti yang telah disebutkan di atas. Sunat juga memberi kemudahan bagi Anda untuk membersihkan penis. Penis yang tetap terjaga kebersihannya dapat membantu mencegah berbagai masalah yang berhubungan dengan penis.
Jadi, apakah sunat diperlukan?
Sudah dijelaskan di atas bahwa keuntungan yang didapatkan dari sunat lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya dari sisi kesehatan. Sunat sudah terbukti dapat mencegah laki-laki dari berbagai penyakit. The American Academy of Pediatrics (AAP) juga telah menemukan bahwa manfaat kesehatan dari sunat pada bayi laki-laki yang baru lahir lebih besar dibandingkan dengan risikonya. Namun, sunat mungkin tidak disarankan untuk dilakukan pada bayi prematur.
Jika Anda tidak disunat, bukan berarti Anda harus segera sunat. Hindari risiko berbagai penyakit di atas, terutama infeksi menular seksual, dengan cara membersihkan penis dengan saksama setiap mandi dan setiap selesai buang air. Jangan lupa gunakan pelindung setiap Anda berhubungan seks.