Selamat datang di RUMAH SUNAT AL IKHWAH BALI

"Jadikan hidup anda lebih bersih dan sehat"

Rumah Sunat Al Ikhwah Bali (circumcision specialistic in Denpasar Bali dengan hipnoanestesi)

Rumah Sunat Al Ikhwah berdiri pada bulan juli 2006 dan sampai sekarang masih berkhidmad di dalam pelayanan jasa khitan untuk wilayah Bali dan sekitarnya, bahkan pasien yang datang sampai dari makasar, irian jaya, kupang, lombok, jogjakarta, banyuwangi, jember, jakarta, medan dan surabaya. usia pasien yang di layani di RSAI sangat bervariatif, dari umur 0 tahun sampai 90 tahun sering di tangani, tentunya dalam masalah khitan ini tidak ada kata terlambat, umur berapapun bisa dan tidak ada permasalahan. dokter yang bertugas di RSAI adalah dokter yang khusus menangani khitan atau sunat (spesialistik di bidang sunat/khitan), sehingga dari segi pengalaman dan kualitas sudah tidak di ragukan lagi. Yang terbaru adalah kombinasi antara hipnosis sederhana dan anestesi dengan minimal rasa sakit "HIPNOANESTESI", dengan metode bius ini sunat menjadi semakin nyaman dan benar2 bisa tanpa rasa sakit atau minimal sekali rasa sakit (pada anak-anak yang sudah siap sunat secara psikologis). kedepan RSAI akan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan berbagai metode yang lebih canggih, cepat dan tepat untuk khitan atau sunat.

Arsip Blog

Selasa, 03 November 2009

Sunat Mencegah Penularan AIDS

Suara Pembaharuan Online, 17 April 2009

[JAKARTA] Sunat (circumcision) mencegah berbagai penyakit, termasuk penularan AIDS, dan telah dipraktikkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Kanada, dan di banyak negara di Afrika serta juga di Asia. Badan Kesehatan Nasional AS (NHANES) menemukan, 79 persen laki-laki di AS disunat, bahkan pada kulit putih (non-Hispanic white men) mencapai 88 persen.

Profesor Zubairi Djoerban, Rabu (15/4), di Jakarta mengatakan, data itu diperoleh dari majalah kedokteran Sexually Transmitted Diseases terbitan Juli 2007, dan informasi dari CDC HIV/AIDS Science Facts: Male Circumcision and Risk for HIV Transmission and Other Health Conditions, Implications for the United State, February 2008.

Dia mengatakan, sunat terbukti menurunkan risiko infeksi saluran air kemih. Bayi yang tidak disunat mempunyai berisiko 7-14/ 1.000 mengalami infeksi saluran air kemih. Bandingkan dengan bayi yang disunat, hanya 1-2/1.000 bayi yang akan terinfeksi saluran kemih.

Suatu penelitian di AS, yang menyertakan 15.000 bayi membuktikan bahwa sunat amat efektif mencegah kanker, balanoposthitis dan fimosis. Sunat mengurangi risiko penularan HIV dari laki-laki ke perempuan, dan menekan kejadian kanker leher rahim pada pasangannya.

Hanya 5 Persen

Sunat pada warga kulit putih di AS (sekitar 70 -80 persen), ujarnya, memang lebih banyak dilaksanakan dibandingkan dengan kulit hitam (sekitar 60 persen), selain itu ada data yang signifikan, angka kejadian infeksi HIV yang memang lebih rendah pada kulit putih dibanding warga kulit hitam.

Dijelaskan, pada New England Journal Medicine 11 April 2002 dilaporkan hasil penelitian, yakni diteliti 1.913 pasangan studi kasus terkontrol yang terkait dengan kanker leher rahim yang berasal dari 5 negara. Hasilnya, infeksi HPV (Human papilloma Virus) pada penis ditemukan pada 19,6 persen laki-laki yang tidak disunat.

Bandingkan dengan hanya 5 persen infeksi HPV pada laki-laki yang disunat. Penelitian tersebut juga dilakukan di Spanyol, Colombia, Brasil, Thailand dan Filipina.

"Jadi, jelas manfaat sunat mengurangi risiko penularan virus HPV dari laki-laki ke perempuan. Infeksi HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim, dengan demikian maka sunat dan menurunkan risiko kanker leher rahim pada pasangan karena menurunkan risiko infeksi HPV pada penis," katanya. [N-4]

Sumber: Suara Pembaharuan Online

Tidak ada komentar: